Di dalam surat ini, Allah subhanawata’ala
menceritakan tentang karunia dan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya. Dan pada awal
surat, diberitakan bahwa salah satu karunia dan rahmat-Nya adalah Allah telah
menurunkan kepada para hamba-Nya Al-Qur’an serta memudahkan penghafalan dan
pemahaman bagi orang-orang yang dirahmati oleh Allah subhanawata’ala.
Allah subhanawata’ala berfirman:
ß`»oH÷q§9$# ÇÊÈ zN¯=tæ tb#uäöà)ø9$# ÇËÈ šYn=y{ z`»|¡SM}$# ÇÌÈ çmyJ¯=tã tb$u‹t6ø9$# ÇÍÈ
“(Tuhan) yang Maha pemurah,[1] yang telah
mengajarkan Al Quran.[2] Dia menciptakan manusia. [3] mengajarnya pandai
berbicara.[4]” QS. Ar-Rahman (55): 1-4]
Menurut
Al-Hasan, yang dimaksud dengan Al-Bayaan adalah berbicara. Namun
Ad-Dahhak dan Qatadah (serta selain keduanya) mengatakan itu adalah kebaikan
dan keburukan.
Tetapi
pendapat Al-Hasan dalam konteks ayat ini lebih baik dan lebih kuat karena dalam
ayat ini yang dibicarakan tentang pengajaran Al-Qur’an. Intinya adalah
menunaikan bacaannya. Dan sesungguhnya
hal tesebut dapat terwujudkan bila Allah subhanawata’ala
menjadikan makhluk-Nya pandai berbicara. Agar dimudahkan-Nya untuk mengeluarkan
bunyi huruf dan makhraj-nya masing-masing, yaitu halaq dan lisan
serta kedua bibir dengan berbagai macam makhraj dan perbedaannya.
Allah subhanawata’ala berfirman pada ayat
selanjutnya:
ß§ôJ¤±9$# ãyJs)ø9$#ur 5b$t7ó¡çt¿2 ÇÎÈ
“Matahari dan bulan (beredar) menurut
perhitungan.” QS. Ar-Rahman (55): 1-4]
Maksudnya adalah keduanya (matahari dan bulan) berjalan
secara beiringan menurut perhitungan yang tepat dan tidak menyimpang serta
tidak berbenturan. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah pada surat
yang lain:
Ÿw ß§ôJ¤±9$# ÓÈöt7.^tƒ !$olm; br& x8Í‘ô‰è? tyJs)ø9$# Ÿwur ã@ø‹©9$# ß,Î/$y™ Í‘$pk¨]9$# 4 @@ä.ur ’Îû ;7n=sù šcqßst7ó¡o„ ÇÍÉÈ
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan
bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada
garis edarnya.” [QS. Yaasin (36): 40]
Dan
firman Allah subhanawata’ala pada:
ß,Ï9$sù Çy$t6ô¹M}$# Ÿ@yèy_ur Ÿ@øŠ©9$# $YZs3y™ }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur $ZR$t7ó¡ãm 4 y7Ï9ºsŒ ãƒÏ‰ø)s? Í“ƒÍ•yèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÒÏÈ
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan
malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk
perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.”
[QS. Al-An’am (6): 96]
Diriwayatkan
dari Ikrimah yang mengatakan bahwa seandainya Allah subhanawata’ala
menjadikan cahaya dari semua penglihatan manusia, jin, hewan, dan burung-burung
kepada mata seorang hamba, kemudian Allah bukakan baginya suatu tirai di antara
70 tirai yang menghalangi matahari, niscaya hamba tersebut masih tidak mampu
untuk melihat kepada Allah ‘azzawajalla.
Cahaya matahari itu merupakan suatu bagian dari 70 bagian
cahaya Kursi, dan cahaya Kursi itu merupakan suatu bagian dari 70 cahaya ‘Arasy.
Dan cahaya ‘Arasy itu merupakan suatu bagian dari cahaya tirai yang
menutupi Allah subhanawata’ala.
Maka perhatikanlah!! Berapa banyak Allah akan memberikan
cahaya kepada hamba-hamba-Nya di matanya pada saat hamba-hamba itu melihat
kepada Allah subhanawata’ala Yang Maha Mulia dengan terang-terangan di
surga nanti??? Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Begitulah Allah 'azzawajalla membalas hamba-Nya yang beruntung. Allah mudahkan pengajaran dan pemahamannya tentang Al-Qur'an sehingga ia memahami hakikat dien ini. Hingga hamba tersebut mampu menegakkan dien (Islam) ini di bumi Allah. Maka balasannya adalah surga, dimana salah satu nikmat terbesar di surga kelak adalah sang makhluk mampu bertemu dengan Maha Pencipta tanpa dibatasi oleh tirai-Nya. Walhamdulillah, wallahu'alam bish shawab.
Begitulah Allah 'azzawajalla membalas hamba-Nya yang beruntung. Allah mudahkan pengajaran dan pemahamannya tentang Al-Qur'an sehingga ia memahami hakikat dien ini. Hingga hamba tersebut mampu menegakkan dien (Islam) ini di bumi Allah. Maka balasannya adalah surga, dimana salah satu nikmat terbesar di surga kelak adalah sang makhluk mampu bertemu dengan Maha Pencipta tanpa dibatasi oleh tirai-Nya. Walhamdulillah, wallahu'alam bish shawab.
Pict by: Nisa NJ
Written by: Ummu 'Abdullah
Written by: Ummu 'Abdullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar