Kecintaan kepada Allah swt adalah segalanya maka seorang yang
begitu mencintai rabbnya, ia akan berusaha senantiasa ridha terhadap
ketentuan-Nya. Karena dia tau apa yang telah ditakdirkan Rabbnya adalah yang
terbaik untuknya. Apalagi bila ia yakin bahwa setiap takdir yang ditetapkan
untuknya merupakan langkahnya untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, suatu
hari nanti...
Maka dari itu, takdir yang menyakitkan dan
musibah yang melandanya, tak lain hanyalah perantara Allah untuk mengingatkan
hamba-Nya akan hakikat keberadaannya di dunia yang fana. Bahwa dunia bukanlah
tempat mencari kebahagiaan. Dunia hanyalah tempat ujian, sudah sepatutnya kita
menyadari dan kembali kepada-Nya sebelum kita jauh terlena dengan perhiasan
dunia dan balasan-Nya yang lebih besar, yang datang di hari kiamat nanti.
Allah berfirman :
ولَنُذِيْقَنَّهُمْ
مِّنَ العَذَابِ الْأَدْنَى دُوْنَ الْعَذَابِ لأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Dan sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebagian adzab
yang dekat (di dunia) sebelum adzab yang lebih besar (di akhirat) mudah-mudahan
mereka kembali (ke jalan yang benar).” [QS.
As-Sajdah (32):21]
Bahkan ujian, cobaan atau musibah yang didapatkan seorang hamba merupakan
pembersih dari dosa-dosa kelalaian yang telah dilakukan oleh hamba-Nya. Sebagaimana
Rasulullah Shalallahu’alayhiwasallam bersabda: “Tidak ada satupun
musibah, penyakit, kesedihan, dan gangguan yang menimpa seorang muslim hingga
duri yang mengenainya kecuali dengannya Allah akan menghapuskan
kesalahan-kesalahannya.” (Muttafaqun ‘alaih.)1
Saudaraku yang seiman, hakikatnya semua takdir yang telah di tentukan
Allah atas hamba-Nya selalu membawa
kebaikan yang sejati. Sekalipun yang nampak bukan sepeti apa yang kita
inginkan.
Contohnya dalam pembagian rezeki terhadap hamba-Nya, sebagian kita
ada yang Allah lapangkan rezekinya dan juga ada yang Allah sempitkan untuk sebagian yang lain. Karena
Allah mengetahui apa yang baik bagi hamba-Nya. Gak percaya? Mari kita simak
firman Allah:
وَلَوْبَسَطَ
اللهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْاْ فِي لأَرْضِ وَلكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ
مَّا يَشآءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيْرٌ بَصِيْرٌ
“Dan Jikalau Allah melapangkan rezki kepada
hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah
menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha
mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha melihat.” [QS. Asy-syura (42):27]
Saudaraku yang dirahmati Allah, Allah menahan rezeki-Nya yang
melimpah dari sebagian manusia tak lain merupakan salah satu bentuk rahmat dan
kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya. Rasulullah Shalallahu’alayhiwasallam bersabda: ”Sesungguhhnya Allah benar-benar akan menjaga
hamba-Nya yang mukmin dari dunia padahal Dia mencitainya, sebagaimana orang
sakit diantara kalian yang menjaga dirinya dari makanan dan minuman yang
dikhawatirkan (memperparah penyakitnya).”
(HR. Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani dalam shahih Al-Jami’).2
Dan semua akan terlihat lebih indah jika cinta kepada Allah telah
bertahta dalam hati seorang hamba, maka kuncinya adalah “.....Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha terhadap-Nya...”
[QS. Al-Bayyinah (98):8] dan “......Allah mencintai
mereka dan merekapun mencintai-Nya.....” [QS. Al-Maidah (5):54] .

Umar bin Abdul Qais berkata, ”Kecintaanku kepada Allah telah
memudahkanku dari setiap musibah dan menjadikanku ridha dengan setiap ketentuan-Nya.
Aku tidak peduli dengan apa yang menimpaku di pagi dan di petang hari ketika
aku telah mencintai-Nya.”4
Dengan melihat para sahabat, kita pasti mengerti bahwa ketika
kecintaan kepada Allah telah tertancap di lubuk hati yang terdalam (begitu
mencintai-Nya), maka apapun yang dikehendaki-Nya atas diri kita tentu kita
ridha atas segalanya.
Suatu ketika Sa’ad bin Abi Waqqash tiba di Mekkah, beliau dalam
keadaan buta. Orang-orang bergegas menemuinya agar mereka didoakan. Beliaupun
mendoakan mereka untuk urusan ini dan itu, sebab beliau adalah orang yang
senantiasa dikabulkkan doanya. Abdullah bin Abi Saib berkata kepadanya,
“Wahai paman, engkau telah mendoakan
orang-orang, jika engkau mau berdoa untuk dirimu sendiri niscaya Allah akan
mengembalikan penglihatanmu.”
Beliau tersenyum seraya berkata, ”Wahai anakku,ketentuan Allah swt
terhadapku kurasa lebih baik dari pada penglihatanku.” MaasyaaAllah.
Sahabat-sahabatku yang tercinta, begitu indahnya jika CINTA telah
berada dalam hati seseorang. Apapun yang diberikan dari orang yang dicintai
terasa begitu menyenangkan apapun kondisinya. Apalagi jika yang memberikan
adalah Rabb semesta alam dan Dia Maha Mengetahui segalanya.
Yang perlu kita ketahui sahabat, bahwa Allah memberikan hadiah
kepada seorang hamba bukan dengan bungkusan yang indah atau menarik hati. Namun,
terkadang Dia membungkusnya dengan ujian dan cobaan yang dimana ketika kita
sudah menemukan isi dari hadiah tersebut (hikmah), akan begitu terlihat indah
dan sangat mengesankan. Berbeda dengan hadiah yang bungkusnya sudah sangat
terlihat menarik sehingga pasti kita membayangkan teralu tinggi Ketika kita
mendapatkan isi dari hadiah tersebut tidak sama seperti apa yang kita
bayangkan, akhirnya apa? K.E.C.E.W.A. Wallahu'alam.
Written by: Khairunnisaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar